Memuat …
Ulama Pakistan yang memiliki sikap berbeda terhadap pemerintah ini bernama Maulana Muhammad Khan Sherani. Ia juga seorang politikus dari JUI-F. Muhammad Khan menyuarakan dukungan untuk normalisasi hubungan dengan Israel pada akhir pekan ketika pemerintah Pakistan dikabarkan mengadakan pembicaraan rahasia dengan rezim Zionis. (Baca: Pakistan ke UEA: Kami Tidak Akan Normalisasi Dengan Israel!)
“Ini masalah internasional, saya mendukung pengakuan Israel,” kata Sherani.
“Umat Islam yang berpendidikan perlu memahami bahwa Alquran dan sejarah membuktikan kepada kita bahwa tanah Israel hanya milik orang Yahudi. Raja David membangun rumah Gd di Yerusalem untuk Israel dan bukan untuk Palestina,” katanya.
Sementara itu, pemerintah Pakistan telah menegaskan kembali kebijakan luar negerinya yang tidak akan mengakui negara Israel sampai ada solusi konkrit dan permanen untuk masalah Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). “Saya dengan tegas menyampaikan sikap Pakistan terhadap Israel kepada menteri luar negeri UEA bahwa kami tidak akan dan tidak dapat menjalin hubungan dengan Israel sampai solusi konkret dan permanen untuk masalah Palestina ditemukan,” kata Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi kepada wartawan di kota Multan pada Senin. .
Pernyataan Qureshi datang sehari setelah kunjungannya ke UEA, yang dipandang banyak orang sebagai perjalanan penting di tengah rumor bahwa Islamabad diam-diam telah mengirim utusan ke Tel Aviv. Islamabad membantah laporan tersebut, terutama dari media Israel. (Baca juga: Tak Cuma Kapal Selam AS, Kapal Selam Israel Juga Bully Iran)
Menanggapi pertanyaan tentang laporan dugaan tekanan dari Arab Saudi, UEA dan negara-negara Teluk lainnya untuk mengakui negara Israel, Qureshi mengatakan dia telah menjelaskan kepada rekan-rekannya di UEA tentang “kedalaman emosi dan perasaan” yang dimiliki orang Pakistan tentang Palestina dan Kashmir.
“Menteri luar negeri UEA sepenuhnya memahami perasaan kami tentang dua masalah ini,” katanya seperti dikutip Anadolu, Selasa (22/12/2020).
Menanggapi laporan tekanan pada Islamabad untuk mengakui Israel, katanya; “Nomor satu, tidak akan ada tekanan pada kami. Kedua, kami harus membuat keputusan dengan mempertimbangkan kepentingan Pakistan dan tidak di bawah tekanan apa pun. Kami memiliki kebijakan dan kami masih mematuhinya.”
Perdana Menteri Imran Khan, lanjutnya, sudah berkali-kali mengklarifikasi bahwa tidak ada tekanan terhadap Pakistan dalam hal ini.
Perdana Menteri Imran Khan menjadi berita utama bulan lalu ketika dia mengungkapkan bahwa Islamabad telah di bawah tekanan dari beberapa negara “sahabat” untuk mengakui negara Israel.
Meskipun dia tidak menyebut nama negara-negara yang mendesak, banyak yang percaya Imran Khan mengacu pada Arab Saudi dan UEA.
UEA, Bahrain, dan Maroko baru-baru ini menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel. Beberapa negara Teluk lainnya, termasuk Arab Saudi, juga mempertimbangkan opsi untuk normalisasi hubungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Pakistan dengan sekutu lama Teluk terpukul karena “netralitas” pada beberapa masalah, termasuk perang di Yaman dan blokade Qatar oleh aliansi Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Riyadh juga tampaknya jengkel dengan kritik dari Islamabad atas sikap hangatnya terhadap sengketa Kashmir yang telah berlangsung lama.
(mnt)