KOMPAS.com – Di minggu terakhir Desember 2020, ada beberapa fenomena surgawi yang bisa Anda nikmati bersama keluarga.
Perhatikan, berikut daftar dan jadwal 7 fenomena astronomi yang akan menghiasi langit pada periode 23-30 Desember 2020.
1. Puncak Hujan Meteor Ursid, 23 Desember
Hujan Meteor Ursid adalah hujan meteor dimana titik radian atau titik asal meteor tersebut berada di konstelasi Ursa Minor.
Peneliti Lembaga Nasional Pusat Ilmu Penerbangan dan Antariksa (Lapan), Andi Pangerang dalam pendidikan sains Lapan menjelaskan, hujan meteor Ursid berasal dari debu komet 8P / Tuttle yang mengorbit Matahari dengan jangka waktu 13,6 tahun.
Baca juga: Fenomena Langit Desember 2020: Asteroid Melintasi Bumi hingga Hujan Meteor Geminid
Komet ini memiliki orbit yang sangat oval dan kemiringan orbit 54,9 derajat.
Meski pagi ini adalah puncaknya, hujan meteor ursid sudah aktif sejak 17 Desember, dan akan berakhir pada 26 Desember.
Untuk diketahui, intensitas maksimum hujan meteor ursid adalah sekitar 10 meteor per jam.
“Sayangnya, hanya pengamat di belahan bumi utara yang memiliki peluang terbaik untuk mengamati hujan meteor ini. Pengamat yang berada di 5 derajat Lintang Selatan atau lebih jauh ke selatan tidak bisa menyaksikan hujan meteor Ursid,” kata Andi.
Sedangkan hujan meteor Ursid sendiri dapat disaksikan mulai pukul 01.00 waktu setempat hingga menjelang matahari terbit dengan intensitas berkisar antara 1 hingga 2 meteor per jam untuk wilayah Indonesia.
Ketinggian titik radian di puncak bervariasi dari 5 derajat (Kendari, 4 derajat LS) hingga 16 derajat (Pulau Weh, 6 derajat LU).
2. Puncak Konjungsi Venus-Antares, 23 Desember

Pada hari yang sama juga akan terjadi fenomena langit berupa puncak konjungsi Venus-Antares.
Padahal, sejak 20 Desember pukul 05.50 WIB, Venus berhubungan dengan Antares dengan sudut pemisah 7,5 derajat.
Puncak konjungsi Venus-Antares terjadi pada pukul 04.45 WIB (23/12/2020) dengan sudut pemisahan 5,7 derajat.
Selain itu, konjungsi Venus-Antares akan berakhir pada 28 Desember 2020 pukul 04.24 WIB dengan sudut pemisah 7,5 derajat.
Andi mengatakan, magnitudo visual Venus bervariasi antara -3,34 hingga -2,37. Sedangkan besaran atau level informasi Antares adalah sebesar +1.05.
“Fenomena ini bisa disaksikan dari arah Timur-Tenggara saat subuh. Pastikan cuaca cerah, bebas dari polusi cahaya dan halangan yang menghalangi bidang pandang,” ujarnya.
3. Konjungsi Bulan-Mars, 23-24 Desember

Dalam dua hari ini, 23-24 Desember 2020, Bulan akan berhubungan dengan Mars.
Sudut pemisah antara dua benda langit pada kedua tanggal tersebut masing-masing adalah 7,5 dan 7,9 derajat. Letak kedua benda langit ini sama-sama terletak di konstelasi Pisces.
4. Bulan Apogee, 24 Desember
Bulan akan berada di titik terjauh Bumi (apogee) pada pukul 23.28 WIB dengan jarak geosentris 405.046 kilometer.
Selain itu, iluminasi adalah 74,49 persen pada fase bump awal, magnitudo visual atau informasi yang terlihat adalah -11,1 dan wide angle adalah 21,98 arc menit.
Saat ini, Bulan terletak di rasi Pisces di apogee dan baru bisa terlihat mulai pukul 13.40 WIB di sebelah Timur dan terbenam keesokan harinya pukul 01.40 WIB di sebelah Barat.
5. Asteroid 501647 (2014 SD224) via Bumi, 25 Desember 2020
Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan bahwa asteroid 501647 (2014 SD224) yang berdiameter 123 meter merupakan asteroid dekat bumi kelas Aten sehingga memiliki orbit yang dapat berpotongan dengan orbit bumi.
Pada Jumat (25/12/2020), asteroid ini akan melintas di dekat Bumi dengan jarak 7,9 kali jarak rata-rata Bumi-Bulan, atau setara dengan 3 juta kilometer.
“Asteroid ini tidak berpotensi bertabrakan dengan Bumi, setidaknya untuk satu abad mendatang,” kata Marufin kepada Kompas.com, Senin (30/12/2020).
6. Deklinasi Utara Maksimum Bulan Ini, 30 Desember

Pada 30 Desember 2020 tidak akan mencapai deklinasi Utara maksimal pada pukul 14.53 WIB dengan jarak geosentris 392.141 kilometer.
Sedangkan iluminasi pada fase bulan purnama 99,94 persen, magnitudo informasi visual atau tampak sebesar -12,66, dan sudut 30,45 menit busur.
“Deklinasi utara maksimum berarti Bulan terletak di posisi paling utara dari ekuator angkasa, seperti titik balik matahari Juni di Matahari,” katanya.
Deklinasi Bulan saat mencapai maksimumnya bervariasi dari 18,3 derajat hingga 28,6 derajat.
Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang memiliki kemiringan 5,15 derajat terhadap ekliptika dan sumbu rotasi Bumi sebesar 23,45 derajat.
Baca juga: Penampakan Bulan dalam Warna Pelangi, Gambar Aneh Tapi Nyata
7. Fase Bulan Purnama, 30 Desember
Lapan menuturkan, puncak Bulan Purnama kali ini terjadi pada 30 Desember 2020 tepatnya pukul 10:28 WIB.
“Untuk Indonesia Timur dan Indonesia Tengah, puncak bulan purnama bertepatan dengan tengah hari,” ujarnya.